Webinar: “Mengenal Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif”

Lhokseumawe – Prodi Pendidikan Matematika UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta bekerjasama dengan UPT Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) IAIN Lhokseumawe mengadakan Webinar melalui zoom cloud meeting dengan tema “Mengenal Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif”. Acara ini dihadiri oleh sekitar 270 peserta, yang terdiri dari dosen dan mahasiswa, baik dari Prodi Pendidikan Matematika UIN Sunan Kalijaga atau FEBI IAIN Lhokseumawe, maupun dari beberapa universitas lainnya. Narasumber pada webinar ini adalah dosen dari Prodi Pendidikan Matematika UIN Sunan Kalijaga Yogyakrta, yakni Bapak Dr. Ibrahim, M.Pd. dan Bapak Sumbaji Putranto, M.Pd. dengan moderator adalah Ibu Trie Nadilla, S.E., M.Si.,Ak.,CAPF dari IAIN Lhokseumawe.

Acara diawali dengan doa dan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Acara dibuka langsung oleh Bapak Angga Syahputra selaku ketua UPT Jurnal FEBI IAIN Lhokseumawe dan dBapak Dekan FEBI IAIN Lhokseumawe, yaitu Bapak Dr. Mukhtasar, S.Ag., MA. Dalam sambutannya, Bapak Mukhtasar mengatakan bahwa penelitian merupakan kewajiban dosen jika ingin berkembang, dan ini erat kaitannya dengan kemampuan menulis baik di jurnal nasional maupun internasional. Harapannya, dengan adanya webinar ini bisa menjadi berkah untuk semuanya dan semoga ada tindak lanjut setelah diadakan kegiatan webinar ini.

Selanjutnya, acara dilanjutkan dengan penyampaian materi oleh narasumber. Paparan pertama mengenai penelitian kuantitatif disampaikan oleh Bapak Ibrahim. Di awal, Pak Ibrahim menyampaikan bahwa penelitian merupakan hal penting bagi dosen, dan ini mempengaruhi cukup besar dalam akreditasi prodi. Persepsi tentang penelitian antara lain adalah membuktikan teori kesukaan, kegiatan yang dilakukan oleh akademisi atau pakar dan lain-lain. Pada masa pandemi ini, mengambil data cukup susah, karena hanya seikit orang yang biasanya mau merespon. Untuk itu diperlukan effort dan kerja keras. Penelitian pada hakikatnya adalah mencari kebenaran. Penelitian adalah suatu metode studi yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang melalui penyelidikan yang hati-hati seksama terhadap suatu masalah sehingga diperoleh pemecahan yang tepat terhadap masalah yang dihadapi. Yang perlu dipertimbangkan dalam penelitian ini antara lain keterbatasan waktu, ketersediaan data, sifat dasar keputusan yang akan dibuat dan informasi yang dihasilkan jika dibandingkan dengan biaya.

Di tengah acara, Bapak Ibrahim meminta peserta untuk menuliskan alasan melakukan penelitian. Variasi jawaban dituliskan peserta di kolom chatt zoom. Pak Ibrahim menambahkan bahwa ketika akan melakukan penelitian, sebaiknya minimal ada 3 alasan yang disampaikan. Selanjutnya disampaikan mengenai perbandingan tiga fisafat dalam penelitian, yaitu prapositivisme (realitas berkembang secara alamiah), positivisme (realitas teramati) dan postpositivisme (realistic bersifat holistic).

Secara umum, penelitian kuantitatif berkaitan dengan data dalam bentuk angka, dengan penyajian statistik, sedangkan penelitian kualitatif berkaitan dengan data yang bukan angka, disajikan dalam bentuk naratif. Penelitian kuantitatif didasarkan pada paradigma positivistic. Tujuan pokok penelitian kuantitatif adalah memperoleh generalisasi. Penelitian kuantitatif berupaya untuk menentukan hubungan-hubungan, menjelaskan sebab dari perubahan-perubahan yang terukur dalam fakta sosial, menguji teori dan mencari generalisasi. Dalam penelitian kuantitatif, instrumen memiliki kekuatan dalam penelitian kuantiatif, harus valid dan reliable.

Paparan materi kedua mengenai penelitian kualitatif disampaikan oleh Bapak Sumbaji. Di awal paparannya, disebutkan alasan mengapa harus meneliti berdasarkan beberapa ayat dalam Al-Qur’an, yaitu bahwa salah satu esensi penelitian adalah memecahkan masalah. Oleh karenanya dengan meneliti, setidaknya sudah melakukan usaha pemecahan masalah. Selain itu, dengan penelitian juga bisa mengubah tatanan kehidupan menjadi lebih baik. Selanjutnya, Bapak Sumbaji menyebutkan tentang definisi penelitian kuantitatif menurut Bogdan dan Taylor (1992), yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif, yaitu ucapan atau tulisan dan perilaku yang dapat diamati dari orang-orang (subjek) itu sendiri. Dalam penel kualitatif tidak dibentuk dengan opersional variabel, tetapi lebih diformulasikan dalam konteks untuk menginvestasi semua kompleksitas. Dalam Penelitian kualitatif, yang terjun ke lapangan sendiri adalah peneliti sendiri. Hal ini berbeda dengan penelitian kuantitatif. Ciri penelitian kualitatif antara lain sumber data langsung pada setting yang alami dan peneliti sebagu instrument kunci, memperhatikan pada proses daripada hasil.

Beberapa perbedaan penelitian kuantitatif dan kuaitatif, antara lain pada focus penelitian, akar filosofi, tujuan penyelidikan, karakteristik rancangan, sampel, pengumpulan data, model analisis dan temuan-temuan. Jenis penelitian kualitatif berdasarkan Creswell antara lain: Etnografi, Fenomenologi, Studi Kasus, Grounded Theory, dan Naratif/Biografi. Proses penelitian kualitatif diawali dengan pemilihan topik, dilanjutkan identifikasi setting (memilih partisipan/rencana sampling), pengumpulan data, lalu management data, dilanjutkan dengan analisis data dan terakhir adalah hasil penelitian. Subjek penelitian kualitatif adalah informan yang dapat memberikan informasi mengenai fenomena/permasalahan yang diangkat dalam penelitian, dalam penelitian ini tidak mengenal adanya jumlah subjek minimum. Ditambahkan bahwa metode pengumpulan data kualitatif adalah wawancara intensif/tak terstruktur, wawancara kelompok terfokus (FGD). Selain itu bisa dengan observasi partisipan dan observasi langsung, dan yang ketiga adalah dengan observasi.

Setelah paparan materi dari narsumber, acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Terlihat bahwa peserta cukup antusias, cukup banyak pertanyaan yang diberikan oleh peserta baik yang dituliskan melalui kolom chat ataupun disampaikan secara langsung oleh peserta.

Acara ditutup dengan doa bersama yang dipimpin oleh Bapak Munawar Rizki Jailani, dan sesi foto bersama. (WG)