TANTANGAN EKONOMI GLOBAL DAN PERTUMBUHAN EKONOMI KAWASAN DI ERA TEKNOLOGI INDUSTRI 4.0

LHOKSEUMAWE – Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Lhokseumawe mengadakan kuliah umum dengan tema “Tantangan Ekonomi Global dan Pertumbuhan Ekonomi Kawasan di Era Teknologi Industri 4.0”. Kegiatan ini dihadiri lebih dari 300 orang yang terdiri dari sivitas akademika FEBI IAIN Lhokseumawe maupun utusan dari internal IAIN Lhokseumawe. (Rabu, 11 Desember 2019)

Kepala Perwakilan Bank Indonesia untuk Lhokseumawe didaulat menjadi keynote speaker pada kegiatan ini. Turut hadir dalam kegiatan ini perwakilan dari BNI Syariah, Bank Aceh, STIKES Bumi Persada, Bank Mandiri Syariah, Pegadaian Syariah, MES, IAEI, BKPRMI dan Lembaga Keuangan Syariah lainnya.

Dalam sambutannya, Dekan FEBI, Dr. Iskandar, M.S.I. menyampaikan ada persamaan situasi saat ini dengan era 40-an, hanya saja saat itu peperangan memperebutkan batas-batas wilayah, sedangkan saat ini peperangan ekonomi antara Tiongkok dan Amerika atau yang santer didengar dengan istilah “perang dagang”.

“Kita saat ini menunggu moment terbaik yang terjadi saat perang dagang, untuk mengambil hal yang positif dan memanfaatkannya bagi negeri ini. Sebagaimana kita mendapatkan keuntungan dari terjadinya perang antar Amerika dan Jepang di tahun 40-an”, tambah Dekan yang disapa pak Is dalam paparannya.

Dalam kuliah umum yang disampaikan Kepala Perwakilan Bank Indonesia untuk Lhokseumawe, Yufrizal, S.E., MAE., Beliau membuka dengan memaparkan besarnya kontribusi masyarakat Aceh bagi Indonesia. Mulai dari perjuangan pahlawan Indonesia yang berasal dari Aceh, Kota Bireuen yang menjadi ibukota RI ke-3 saat Yogyakarta dikuasai Belanda, Tugu RRI yang berada di Bener Meriah, pesawat pertama RI, sumbangan emas untuk Monas, sampai pada pendirian Konjen Penang dan KBRI Singapura yang berasal dari bantuan pengusaha Aceh.

Yufrizal menambahkan, Aceh memiliki sumber daya alam yang melimpah seperti nilam dengan kualitas terbaik, cengkeh, pala, karet, kopi, kelapa sampai Migas. Namun saat ini pengelolaannya kurang tepat sehingga belum menimbulkan efek yang besar bagi masyarakat.

Ketegangan hubungan dagang saat ini sedang memanas di masa Presiden Donal Trump. Trump mengambil kebijakan untuk mengambil bea masuk pada produk asal China. Dari perang dagang ini, sangat banyak efeknya pada negara lain karena terkena imbas sistem kerjasama perdagangan antar negara, salah satunya Indonesia. Namun, sejauh ini pertumbuhan perekonomian Indonesia terbilang cukup baik, 5.02% (triwulan ke-III 2019), terbesar ke-2 setelah Filipina untuk kawasan ASEAN.

Yufrizal yang juga alumni dari Unsyiah ini berpesan bahwa era teknologi industri 4.0, suatu wilayah bisa kaya atau miskin banget bukan karena dipengaruhi umur wilayah tersebut, sumber daya yang melimpah, bukan juga karena warna kulit. Namun suatu wilayah dapat menjadi maju dan berkembang jika penduduknya menerapkan etika dan budaya malu, integritas, senang menabung dan investasi, tanggung-jawab, taat hukum dan aturan, mencintai pekerjaannya, berfikir positif, menghargai dan tepat waktu, selalu produktif.“ Dia berharap mahasiwa/i di FEBI dapat meningkatkan kualitas dan kemampuan diri, guna menghadapi era saat ini. (AS)