Lhokseumawe – Program Studi Akuntansi Syariah menyelenggarakan International Webinar tanggal 18 November 2020 dengan mengangkat tema “Current issues in Islamic Economics and Islamic Accounting in pandemic”. Adapun peserta yang terdaftar berasal dari Indonesia, Malaysia, Pakistan, India, dan Afrika Selatan. Acara dimulai dari jam 09.00 wib hingga jam 14.30 wib. Dengan mengundang narasumber dari berbagai negara antara lain Prof. Tjiptohadi Sawarjuwono dari Universitas Airlangga, Surabaya Indonesia . Associate Prof. Dr. Rahayu Abdul Rahman, Universiti Teknologi Mara, Malaysia. Prof. Ravinder Rena NWU Business School, North West University, Afrika Selatan. Trie Nadilla, SE, M.Si.Ak Jurusan Akuntansi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Lhokseumawe dan Yoesrizal M. Yoesoef Lc, M.Sh Jurusan Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Lhokseumawe serta Dr. Maaz Ud Din dari University of Swabi, Khyber Pakhtunkhwa, Pakistan.
Acara yang dimoderatori oleh Ramadhan Razali Lc, MA ini cukup menarik dan mendapatkan informasi baru mengingat kasus Covid-19 tidak hanya membuat perekonomian di Indonesia melambat, namun juga seluruh dunia. Banyak isu terkini yang menarik yang terjadi dalam berbagai negara. Dalam pemaparannya Prof. Rahayu menyampaikan di sisi produksi, seluruh sektor utama perekonomian mengalami penurunan pada Laporan Triwulan kecuali sektor pertanian. Di sisi pengeluaran, penurunan tajam terjadi pada semua komponen kecuali pengeluaran konsumsi akhir pemerintah. Prof. Tjiptohadi sependapat dengan Yoesrizal dan Trie Nadilla, efek dari pandemi ini antara lain meningkatnya pengangguran, peningkatan teknologi, keterlambatan investasi, pendapatan yang menurun, permintaan akan produk keuangan yang menurun dan kondisi saat ini sangat membutuhkan kreativitas dalam pengimplementasian sistem ekonomi kreatif. Hal tersebut juga terjadi di Afrika Selatan, Prof. Rena menambahkan kondisi di Indonesia termasuk tidak terlalu krisis di bandingkan dengan negara lain. Tentunya semua negara melambat sampai tahun depan, namun menurut hematnya kondisi perekonomian di Indonesia masih dalam tahap wajar. Sangat disayangkan pemateri Dr. Maaz Ud Din tidak bisa bergabung dikarenakan terkendala jaringan.